Laman

Senin, 03 Januari 2011

MENGAPA ENGGAN BERJILBAB

Berbagai alasan sering dikemukakan oleh para
wanita yang masih enggan berjilbab. Coba
perhatikan beberapa alasan mereka:
Pertama: Yang penting hatinya dulu yang
dihijabi.
Alasan, semacam ini sama saja dengan alasan
orang yang malas shalat lantas mengatakan,
“ Yang penting kan hatinya.” Inilah alasan orang
yang punya pemahaman bahwa yang lebih
dipentingkan adalah amalan hati, tidak
mengapa seseorang tidak memiliki amalan
badan sama sekali. Inilah pemahaman aliran
sesat “Murji’ah” dan sebelumnya adalah
“Jahmiyah”. Ini pemahaman keliru, karena
pemahaman yang benar sesuai dengan
pemahaman Ahlus Sunnah wal Jama ’ah, “Din
dan Islam itu adalah perkataan dan amalan,
yaitu perkataan hati, perkataan lisan, amalan
hati, amalan lisan dan amalan anggota badan.”
Imam Asy Syaafi’i rahimahullah menyatakan,
“Iman itu adalah perkataan dan perbuatan,
bertambah dengan ketaatan dan berkurang
dengan maksiat. ”
Jadi tidak cukup iman itu dengan hati, namun
harus dibuktikan pula dengan amalan.
Kedua: Bagaimana jika berjilbab namun masih
menggunjing.
Alasan seperti ini pun sering dikemukakan.
Perlu diketahui, dosa menggunjing (ghibah) itu
adalah dosa tersendiri. Sebagaimana
seseorang yang rajin shalat malam, boleh jadi
dia pun punya kebiasaan mencuri. Itu bisa
jadi. Sebagaimana ada kyai pun yang suka
menipu. Ini pun nyata terjadi.
Namun tidak semua yang berjilbab punya sifat
semacam itu. Lantas kenapa ini jadi alasan
untuk enggan berjilbab? Perlu juga diingat
bahwa perilaku individu tidak bisa menilai
jeleknya orang yang berjilbab secara umum.
Bahkan banyak wanita yang berjilbab dan
akhlaqnya sungguh mulia. Jadi jadi kewajiban
orang yang hendak berjilbab untuk tidak
menggunjing.
Ketiga: Belum siap mengenakan jilbab.
Kalau tidak sekarang, lalu kapan lagi? Apa
tahun depan? Apa dua tahun lagi? Apa nanti
jika sudah pipi keriput dan rambut beruban?
Setan dan nafsu jelek biasa memberikan was-
was semacam ini, supaya seseorang
menunda-nunda amalan kebaikan.
Ingatlah kita belum tentu tahu jika besok
shubuh kita masih diberi kehidupan. Dan tidak
ada seorang pun yang tahu bahwa satu jam
lagi, ia masih menghirup nafas. Oleh karena
itu, tidak pantas seseorang menunda-nunda
amalan. “Oh nanti saja, nanti saja”.
Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma memberi
nasehat yang amat bagus,
“ Jika engkau berada di waktu sore, janganlah
menunggu-nunggu waktu pagi. Jika engkau
berada di waktu pagi, janganlah menunggu-
nunggu waktu sore. Manfaatkanlah masa
sehatmu sebelum datang masa sakitmu.
Manfaatkan pula masa hidupmu sebelum
datang kematianmu ” (HR. Bukhari no. 6416).
Nasehat ini amat bagus bagi kita agar tidak
menunda-nunda amalan dan tidak panjang
angan-angan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar