Laman

Minggu, 19 Desember 2010

ADAB BERHIAS

Berhias adalah hal yang lumrah dilakukan oleh
seorang manusia, entah lelaki atau wanita bahkan
banci. Islam sebagai agama yang sesuai dengan
naluri manusia tentu saj tidak menyepelekan
masalh
berhias.Sehingga masalh berhias ini tentu saja
sudah di bahas dalam syariat Islam. Sehingga
berhias ini bisa menjadi amal shaleh ataupun
amalan
salah, tergantung sikap kita mau atau tidak
mengindahkan kaedah syariat tentang berhias.
Semoga memberikan manfaat bagi kita dengan
adanya artikel ini, yang berupaya menuturkan
beberapa kaedah dan disiplin dalam berhias yang
dibolehkan, agar dapat menjadi barometer setiap
kali
wanita akan berhias, baik dengan menggunakan
hiasan klasik maupun moderen, dimana para
ulama
belum menyebutkan pendapat tentang hiasan itu.
Kaedah pertama: Hendaknya cara berhias itu tidak
dilarang dalam agama kita segala bentuk
perhiasan
yang dilarang oleh Alloh Azza wa Jalla dan
Rasulnya,
berarti haram, baik Rasululloh Shalallaahu alaihi
wasalam telah menjelaskan bahayanya kepada
kita
maupun tidak.
Kaedah kedua: Tidak mengandung penyerupaan
diri
dengan orang kafir ini kaedah terpenting yang
harus
dicermati dalam berhias. Batas peyerupaan diri
yang
diharamkan adanya kecendrungan hati dalam
segala
hal yang telah menjadi ciri khas orang kafir,
karena
kagum dengan mereka sehingga hendak meniru
mereka, baik dalam cara berpakaian,
penampakan,
dan lain-lain. kalaupun pelakunya mengaku tidak
bermaksud menirukan orang kafir, namun
penyebabnya tetap hanyalah kekerdilan dirinya
dan
hilangnya jati diri sebagai muslim yang berasal
dari
kelemahan dari akidahnya. Anehnya, seorang
muslim terkadang mengamalkan suatu amalan
yang memiliki dasar dalam ajaran syariat kita,
tetapi
kemudian ia berdosa dalam melakukannya,
karena
ia berniat menirukan orang kafir.
Kaedah ketiga: Jangan sampai menyerupai kaum
lelaki dalam segala sisinya.
Kaedah keempat: Jangan berbentuk permanen
sehingga tidak hilang seumur hidup
Kaedah kelima: Jangan mengandung pengubahan
ciptaan Alloh Azza wa Jalla.
Kaedah keenam: Jangan mengandung bahaya
terhadap tubuh.
Kaedah ketujuh: Jangan sampai menghalangi
masuknya air ke kulit, atau rambut terutama yang
sedang tidak berhaid
Kaedah kedelapan: Jangan mengandung
pemborosan atau membuang-membuang uang.
Kaedah kesembilan: Jangan membuang-buang
waktu lama dalam arti, berhias itu menjadi
perhatian
utama seorang wanita
Kaedah kesepuluh: Penggunaannya jangan
sampai
membuat si wanita takabur, sombong dan
membanggakan diri dan tinggi hati dihadapan
orang
lain
Kaedah kesebelas: Terutama, dilakukan untuk
suami.
boleh juga ditampakkan dihadapan yang halal
melihat perhiasannya sebagaimana difirmankan
oleh
Alloh Azza wa Jalla dalam Al-Qur''an ayat 31 dari
surat An-Nur
Kaedah keduabelas: Jangan bertentangan dengan
fitrah
Kaedah ketigabelas: Jangan sampai menampakan
aurat ketika dikenakan. Aurat wanita dihadapan
sesama wanita adalah dari mulai pusar hingga
lutut
namun itu bukan berarti seorang wanita bisa
dengan wanita menampakan perut punggung
atau
betisny dihadapan sesama wanita tetapi
maksudnya
adlah bila diperlukan, seperti ketika hendak
menyusukan anak atau mengangkat kain baju
unutk
satu keperluan sehinggan sebagian betisnya
terlihat,
dst. Adapu bila ia sengaja melakukannya karena
mengikuti mode dan meniru wanita-wanita kafir,
tidak dibolehkan. Wallahu''alam. Dan terhadap
kaum
laki-laki adalah seluruh tubuhnya tanpa terkecuali..
Kaedah keempat belas: Meskipun secara emplisit,
jangan sampai menampakan postur wanita bagi
laki
yang bukan mukhrim menampakan diri wanita
dan
menjadikannya berbeda dari wanita lain, sehingga
menjadi pusat perhatian. Itulah yang dinamakan:
jilbab modis.
Kaedah kelima belas: Jangan sampai
meninggalkan
kewajibannya, sebagaimana yang dilakukan oleh
sebagian wanita pada malam penggantin mereka
atau pada berbagai kesempatan lainnya. Inilah
beberapa kaedah penting bagi wanita dalam
berhias
sebatas yang nampak bagi penulis dari nash-nash
syari'at dan pernyataan para ulama hendaknya
setiap wanita menghadapkan diri kepada masing-
masing kaedah ini ketika berhias. Satu saja yang
hilang, maka berati ia dilarang berhias dengan
cara
itu. Wallahu 'alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar