Laman

Jumat, 17 Desember 2010

SUAMIMU ADALAH SURGA DAN NERAKA BAGIMU

Semoga setelah membacanya akan
mendapatkan HIKMAH, sehingga memahami
makna yang mendasar arti sebuah pernikahan
sehingga cita-cita membentuk keluarga yang
sakinah-mawaddah- warahmah dunia-akhirat
akan tercapai.
PERNIKAHAN adalah proses IJAB - QOBUL
antara ayah calon isteri atauwalinya kepada
calon suami dengan mas kawin yang telah
ditentukan dengan disaksiakan oleh para saksi.
Dalam Al-Quran perjanjian ijab – qobul
tersebut seperti perjanjian Allah ta’ala dengan
Rasul-Nya yang disebut MITSAQON
GHOLIZHO (Perjanjian yang berat) dan ‘arsy
Allah bergetar karenanya.
Setelah proses IJAB - QOBUL tersebut,
beralihlah tanggung jawab orang tua kepada
suami. Pemenuhan kebutuhan lahir-batin,
pembinaan dan perlindungan beralih kepada
suami.
Dengan kata lain ….Suami Anda adalah wakil
orang tua Anda.
Sehingga ketaatan Anda kepada suami (dalam
hal tidak bermaksiat kepada Allah) adalah
seperti ketaatan kepada orang tua Anda.
Dan kedurhakaan Anda kepada suami (dalam
hal tidak bermaksiat) adalah seperti
kedurhakaan kepada orang tua Anda.
Dan ridlo Allah sudah tergantung kepada ridlo
suami Anda.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman (artinya) :
" Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi
kaum wanita, oleh karena Allah telah
melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas
sebahagian yang lain (wanita), dan karena
mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian
dari harta mereka. Sebab itu maka wanita
yang saleh, ialah yang ta`at kepada Allah lagi
memelihara diri ketika suaminya tidak ada,
oleh karena Allah telah memelihara (mereka).
Wanita-wanita yang kamu khawatirkan
nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan
pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka,
dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka
menta`atimu, maka janganlah kamu mencari-
cari jalan untuk menyusahkannya.
Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha
Besar."
Hadits-hadits yang berkaitan dengan ini adalah
sebagai berikut :
1. Ibnu Jarir dan al-Baihaqi meriwayatkan ha-
dits dari Abu Hurairah yang menyatakan
bahwa Nabi Saw bersabda:
“ Sebaik-baik wanita adalah yang menawan
hati-mu bila engkau pandang, taat manakala
engkau perintah, dan menjaga hartamu serta
memelihara kehormatan diri-nya ketika engkau
tidak ada di rumah. ” Kemudian Rasulullah
Saw. membaca ayat tersebut di atas. (Qs. An
Nisaa ’ 4: 34).
2. Dari Abu Umamah ra, dari Nabi Saw beliau
ber-sabda: “Tidak ada yang paling bermanfaat
bagi se-orang (lelaki) Mukmin se-su-dah
bertaqwa kepada Allah daripada memiliki isteri
yang shalihah, yaitu jika ia di-perintah ia taat,
jika ia dipan-dang menye-nangkan hati, dan
jika ia digilir ia tetap ber-buat baik, dan jika ia
diting-galkan (suaminya) ia tetap menjaga
suaminya dalam hal dirinya dan harta
suaminya. ” (HR Ibnu Majah)
3. “ Siapapun wanita yang meninggal dan
suaminya ridho kepadanya , maka dia akan
masuk surga "
( Ibnu Majah , Ath Tirmidzy , HR. Muttafaqun
“ Alaihi )
4. Al-Hushain bin Mihshan rahimahullahu
menceritakan bahwa bibinya pernah datang ke
tempat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam karena
satu keperluan. Seselesainya dari keperluan
tersebut,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya
kepadanya: “Apakah engkau sudah bersuami?”
Bibi Al-Hushain menjawab: “Sudah.”
“Bagaimana (sikap) engkau terhadap
suamimu?” tanya Rasulullah lagi.
Ia menjawab: “Aku tidak pernah mengurangi
haknya kecuali dalam perkara yang aku tidak
mampu. ”
Rasulullah bersabda: “Lihatlah di mana
keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan
suamimu, karena SUAMIMU ADALAH SURGA
DAN NERAKAMU. ”
(HR. Ahmad 4/341 dan selainnya, lihat Ash-
Shahihah no. 2612)
5. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :
“ Seandainya aku boleh memerintahkan
seseorang untuk sujud kepada orang lain
niscaya aku perintahkan seorang istri untuk
sujud kepada suaminya."
"Dan tidaklah seorang istri dapat menunaikan
seluruh hak Allah Subhanahu wa Ta ’ala
terhadapnya hingga ia menunaikan seluruh
hak suaminya. Sampai-sampai jika suaminya
meminta dirinya (mengajaknya jima ’)
sementara ia sedang berada di atas pelana
(yang dipasang di atas unta) maka ia harus
memberikannya (tidak boleh menolak). ”
(HR. Ahmad 4/381. )
6. “Jika seorang suami memanggil istrinya ke
tempat tidurnya lalu si istri menolak untuk
datang maka para malaikat akan melaknatnya
sampai pagi. ” (HR. Al-Bukhari no. 5194 dan
Muslim no. 3524)
Dalam riwayat Muslim (no. 3525) disebutkan
dengan lafadz:
“ Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya,
tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke
tempat tidurnya lalu si istri menolak ajakan
suaminya melainkan yang di langit (penduduk
langit) murka pada istri tersebut sampai
suaminya ridha kepadanya. ”
7. Di dalam kisah gerhana matahari yang
mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
dan para shahabatnya melakukan shalat
gerhana padanya dengan shalat yang panjang,
beliau melihat Surga dan neraka.
Ketika ...beliau melihat neraka beliau bersabda
kepada para shahabatnya:
“ … Dan aku melihat NERAKA maka tidak
pernah aku melihat pemandangan seperti ini
sama sekali, aku melihat kebanyakan
penduduknya adalah kaum WANITA. ”
Para shahabat pun bertanya: “Wahai
Rasulullah, Mengapa (demikian)?”
Beliau menjawab: “Karena kekufuran mereka.”
Kemudian mereka bertanya lagi: “Apakah
mereka kufur kepada Allah?”
Beliau menjawab: “Mereka kufur (durhaka)
terhadap suami-suami mereka, kufur (ingkar)
terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah
engkau berbuat baik kepada salah seorang di
antara mereka selama waktu yang panjang
kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu
(yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata:
‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan
pada dirimu.”
(HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radliyallahu
‘ anhuma)
Semoga bisa mengambil HIKMAH-nya
Wallahu a'alam bi shawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar