Laman

Jumat, 22 Juli 2011

20 SIFAT ALLOH YG WAJIB KITA KETAHUI PAGE III

“Allah lah Yang meninggi-kan langit tanpa
tiang (sebagaimana) yang kamu lihat,
kemudian Dia berse-mayam di atas `Arsy,
dan menundukkan matahari dan bulan.
Masing-masing beredar hingga waktu yang
ditentukan. Allah mengatur urusan
(makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda
(kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini
pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.” [Ar
Ra’d:2]
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadaan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci
Engkau, maka peliharalah kami dari siksa
neraka.” [Ali Imron:191]
Artikel lengkap tentang Bukti Tuhan itu Ada dapat
anda lihat di www.media-islam.or.id
Hikmah: Kunci Iman menyembah Allah. Kalau
orang tidak mempercayai Allah itu ada, maka dia
adalah Atheist. Tidak mungkin bisa ikhlas dan
khusyu’ menyembah Allah.
2. Qidam (Terdahulu)
Allah itu Qidam (Terdahulu). Mustahil Allah itu
Huduts (Baru).
“Dialah Yang Awal …” [Al Hadiid:3]
Allah adalah Pencipta segala sesuatu. Allah
yang menciptakan langit, bumi, serta
seluruh isinya termasuk tumbuhan,
binatang, dan juga manusia.
“Yang demikian itu adalah Allah, Tuhanmu,
Pencipta segala sesuatu..?” [Al Mu'min:62]
Oleh karena itu, Allah adalah awal. Dia sudah ada
jauh sebelum langit, bumi, tumbuhan, binatang,
dan manusia lainnya ada. Tidak mungkin Tuhan
itu baru ada atau lahir setelah makhluk lainnya
ada.
Sebagai contoh, tidak mungkin lukisan Monalisa
ada lebih dulu sebelum pelukis yang melukisnya,
yaitu Leonardo Da Vinci. Demikian juga Tuhan.
Tidak mungkin makhluk ciptaannya muncul lebih
dulu, kemudian baru muncul Tuhan.
3. Baqo’ (Kekal)
Allah itu Baqo’ (Kekal). Tidak mungkin Allah itu
Fana’ (Binasa).
Allah sebagai Tuhan Semesta Alam itu hidup
terus menerus. Kekal abadi mengurus makhluk
ciptaannya. Jika Tuhan itu Fana’ atau mati,
bagaimana nasib ciptaannya seperti manusia?
“Dan bertawakkallah kepada Allah yang
hidup (kekal) Yang tidak mati…” [Al Furqon
58]
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa.
Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang
mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” [Ar
Rahman:26-27]
Karena itu jika ada “Tuhan” yang wafat atau mati,
maka itu bukan Tuhan. Tapi manusia biasa.
Hikmah: Jika kita mencintai Allah yang Maha Kekal
dan selalu ada dan menjadikanNya teman serta
pelindung, niscaya kita akan tetap sabar meski
kehilangan segala yang kita cintai.
4. Mukhollafatuhu lil hawaadits (Tidak
Serupa dengan MakhlukNya)
Allah itu berbeda dengan makhlukNya
(Mukhollafatuhu lil hawaadits). Mustahil Allah itu
sama dengan makhlukNya (Mumaatsalaatuhu lil
Hawaadits). Kalau sama dengan makhluknya
misalnya sama lemahnya dengan manusia,
niscaya “Tuhan” itu bisa mati dikeroyok atau
disalib oleh manusia. Mustahil jika “Tuhan” itu
dilahirkan, menyusui, buang air, tidur, dan
sebagainya. Itu adalah manusia. Bukan Tuhan!
Allah itu Maha Besar. Maha Kuasa. Maha Perkasa.
Maha Hebat. Dan segala Maha-maha yang bagus
lainnya.
“…Tidak ada sesuatupun yang serupa
dengan Dia…” [Asy Syuura:11]
Misalnya sifat “Hidup” Allah beda dengan sifat
“Hidup” makhluknya. Allah itu dari dulu,
sekarang, kiamat, dan hingga hari akhirat nanti
tetap hidup. Sebaliknya makhluknya seperti
manusia dulu mati (tidak ada). Setelah itu baru
dilahirkan dan hidup. Namun itu pun hanya
sebentar. Paling lama 1000 tahun. Setelah itu mati
lagi dan dikubur. Jadi meski sekilas sama, namun
sifat “Hidup” Allah beda dengan makhlukNya.
Demikian juga dengan sifat lain seperti “Kuat.”
Allah selalu kuat dan kekuatannya bisa
menghancurkan alam semesta. Sementara
manusia itu dulu ketika bayi lemah dan ketika
mati juga tidak berdaya. Saat hidup pun jika kena
tsunami atau gempa apalagi kiamat, dia akan
mati.
5. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri dengan
sendirinya)
Allah itu Qiyamuhi Binafsihi (Berdiri dengan
sendirinya). Mustahil Allah itu Iftiqoorullah
(Berhajat/butuh) pada makhluknya.
“.. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha
Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
semesta alam.” [Al ‘Ankabuut:6]
“Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah
Yang tidak mempunyai anak dan tidak
mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan
Dia bukan pula hina yang memerlukan
penolong dan agungkanlah Dia dengan
pengagungan yang sebesar-besarnya.” [Al
Israa’ 111]
Di dunia ini, semua orang saling membutuhkan.
Bahkan seorang raja pun butuh penjahit pakaian
agar dia tidak telanjang. Dia butuh pembuat
bangunan agar istananya bisa berdiri. Dia butuh
tukang masak agar bisa makan. Dia butuh
pengawal agar tidak mati dibunuh orang. Dia
butuh dokter jika dia sakit. Saat bayi, dia butuh
susu ibunya, dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar