Laman

Sabtu, 18 Desember 2010

BEBERAPA CIRI RUMAH TANGGA ISLAMI

Beberapa Ciri Rumah Tangga Islami
Pemateri: Ustz. Vivi (id: hifizahn)
*disampaikan di Kajian Muslimah Online, Senin,
22 Jan 2007
Rumah Tangga Islami merupakan dambaan bagi
setiap insan yang menginginkan kebahagiaan di
dunia maupun di akhirat. Sayangnya, banyak
orang yang ingin mendapatkan hasil tanpa mau
membayar harganya. Membangun rumah
tangga islami memerlukan kerja keras dari
seluruh anggota keluarga, yang dikomandani oleh
suami dan isteri sebagai pemimpin di dalam
rumah tangga.
Yang dimaksud dalam rumah tangga Islami
adalah :
Rumah tangga yang di dalamnya ditegakkan
adab-adab Islam, baik menyangkut individu
maupun keseluruhan anggota rumah tangga.
Rumah tangga Islami adalah rumah tangga yang
didirikan atas landasan ibadah. Mereka bertemu
dan berkumpul karena Allah, saling menasihati
dalam kebenaran dan kesabaran, serta saling
menyuruh kepada kebaikan dan mencegah
keburukan karena cinta mereka kepada Allah.
Konsep ideal ini sepintas sulit untuk diwujudkan,
tetapi insya Allah seiring dengan berjalannya
proses belajar bagi suami, isteri dan seluruh
anggota keluarga, rumah tangga seperti ini akan
bisa terwujud.
Berikut ini beberapa ciri rumah tangga Islami:
1. RT didirikan dengan berlandaskan ibadah.
Ini dimulai dari sebelum pernikahan berlangsung,
bahkan sejak kedua belah pihak memilih
pasangan. Proses yang berlangsung mulai dari
memilih pasangan, meminang sampai dengan
pernikahan sebaiknya tidak dikotori oleh maksiat
kepada Allah. Hal ini sangan berpengaruh dalam
membangun rumah tangga yang diliputi dalam
suasana ibadah. Dengan berpijak pada ibadah,
insya Allah permasalahan apapun akan mudah
diselesaikan, karena keduanya tunduk pada aturan
Allah.
2. Nilai-nilai islam dapat terinternalisasi secara
menyeluruh kepada setiap anggota keluarga.
Peran ayah dan ibu sangat penting untuk
menurunkan nilai-ilai islam ini kepaa anak-anak.
Oleh karena itu, selain ayah dan ibu harus terus
menerus belajar menyerap nilai-nilai islam ini ke
dalam sikap dan tingkah lakunya, menjadi
kewajiban mereka juga untuk mengajarkan hal ini
kepada seluruh anggota keluarga yang lainnya.
Termasuk khodimat/asisten rumah tangga. Ayah
yang menjadi direktur yang menerapkan
kebijakan-kabijakan islami dalam rumah tangga,
ibu sebagai manajer yang mencari cara agar
kebijakan tersebut bisa diterapkan di
rumahtangganya.
3. Hadirnya Qudwah/teladan yang nyata
Hal ini perlu dilakukan oleh pemimpin dalam
rumah tangga. Terutama penting bagi anak-anak.
Mereka perlu contoh yang nyata dalam
menerapkan nilai-nilai islam dalam kehidupan
sehari-hari. Inilah kewajiban orang tua yang akan
dimintakan pertanggungjawabannya di akhirat
nanti.
4. Terbiasa saling tolong menolong dalam
menegakkan adab-adab Islam.
Setiap anggota keluarga memiliki kewajiban untuk
membiasakan diri saling tolong menolong dalam
hal ini. Misalnya memberi nasihat dengan cara
yang baik kepada anggota keluarga yang
melakukan kesalahan. Mengingatkan untuk sholat
atau berdoa sebelum memulai suatu pekerjaan.
Juga adab mengucapkan terima kasih /
jazaakallah khoiran atas pertolongan setiap
anggota baik kepada yang masih kecil maupun
yag sudah besar.
5. Rumah terkondisi bagi terlaksananya peraturan
Islam.
Dalam hal disain rumah, perlu diperhatikan
aturan-aturan khusus yang dapat menjamin
terlaksananya adab-adab pergaulan dalam Islam.
Misalnya kamar ayah-ibu yang terpisah dengan
anak-anak, kamar anak laki-laki yang terpisah
dengan kamar anak perempuan.Hal ini untuk
menghindari terjadinya penyimpangan-
penyimpangan dalam perilaku sang anak. Juga
untuk mengajarkan adab-adab pergaulan dengan
setiap anggota keluarga.
6. Tercukupinya kebutuhan materi secara wajar
Ini menjadi tanggung jawab sang ayah untuk
mencukupi kebutuhan materi untuk membangun
keluarga Islami. Bukan hanya sandang, pangan
dan papan, tetapi juga sarana pendidikan islami,
seperti perpustakaan keluarga, juga bisa
tercukupi. Kalau mau yang ideal, termasuk di
dalamnya terpenuhinya kebutuhan pendidikan
sekolah yang bagus dan bermutu bagi anak-anak.
7. Rumah tangga dihindarkan dari hal-hal yang
tidak
sesuai dengan semangat islam
Misalnya benda-benda klenik yang dapat merusak
aqidah setiap anggota keluarga. Tontonan atau
bacaan hiburan yang dapat merusak aqidah dan
akhlak anak-anak. Hal ini perlu menjadi perhatian
orang tua yang ingin mewujudkan rumah tangga
islami.
8. Anggota keluarga terlibat aktif dalam
pembinaan
masyarakat.
Lingkungan memiliki pengaruh yang besar bagi
seluruh anggota keluarga. Bila ayah atau ibu tidak
berperan aktif membina masyarakat, dan
membiarkan masyarakat melakukan perbutan
yang tidak sesuai dengan Islam, kemungkinan
besar angota keluarga terlarut dalam kondisi
masyarakat tersebut.
9. Rumah Tangga dijaga dari pengaruh yang
buruk
Bila hidup ditengah masyarakat yang sangat
rusak, dan dikhawatirkan akan berpengaruh
terhadap aqidah dan perilaku anak, sementara
upaya perbaikan sudah tidak dapat dilakukan,
maka “pindah” menjadi suatu hal yang perlu
dipertimbangkan oleh keluarga ini.
10. Masing-masing anggota keluarga harus
diposisikan
sesuai syariat.
Isteri menghormati suami sebagai pemimpin dan
mengambil keputusan. Suami menyayangi dan
menghargai siteri dengan cara mengajaknya
bermusyawarah atas segala keputusan. Sang adik
diajarkan untuk menghormati kakak, sang kakak
diajarkan untuk menyayangi adik. Semuanya
harus sesuai dengan apa yang diajarkan dalam
Islam.Bila ada khodimat, anak-anak diajarkan
untuk mengormati khodimat dan menghargai
jasanya dalam membantu mengurus rumah
tangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar